1

Bacaan Hauqalah

Minggu, 03 Juni 2012
Yang dimaksud bacaan hauqalah adalah bacaan
لاحول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
---------------------------------------------------------------------------------------- Laa haula walaa quwwatra illa billaahil ‘aliyyil azhiim Artinya : “Tidak ada daya upaya dan kekuatan kecualli atas pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung”
---------------------------------------------------------------------------------------- Makna dari kalimat tersebut adalah tidak ada daya dalam menjauhi maksiat kepada Allah dan tidak ada kekuatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah kecuali keduanya atas pertolongan dan kehendak Allah semata. Menurut sebagian pendapat ulama, merasa tidak berdaya dan tidak punya kekuatan adalah ciri dari sifat ikhlas.
---------------------------------------------------------------------------------------- Nabi Ibrahim a.s menyebut kalimat hauqalah dengan sebutan ghiraasil jannah atau taman surga, oleh karenanya, beliau menganjurkan untuk memperbanyak kalimat tersebut.
---------------------------------------------------------------------------------------- Bahkan Abu Dunya menerangkan bahwa siapaun orang yang membiasakan membaca kalimat hauqalah setiap hari minimal 100 kali, maka dia akan terhindar dari kefakiran. Ada juga yang menganjurkan untuk selalu membacanya sedikitnya 300 kali, ketika terjadi kesedihan di kalangan umat Islam, insya Allah kedukaan tersebut akan segera diganti dengan kebahagiaan.
0

Perintah agar Istiqomah / Berpegang Teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta Menjauhi Bid'ah

Senin, 28 Mei 2012
Sumber ajaran agama adalah Al Qur'an dan Sunnah, tetapi dalam hal ini masih terdapat kekeliruan di kalangan umat islam, yaitu :
1. Ada yang berpegang kepada Qur'an saja, dan tidak kepada Sunnah Nabi SAW., seperti aliran ingkar sunnah
2. Ada yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits, tetapi tidak selektif apakah hadits itu shahih atau dhaif
3. Ada yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits, akan tetapi selektif hanya menurut guru atau amir nya dan tidak menggunakan standar ilmu musthalah hadits, biasa nya hanya dilandaskan pada perasaaan satu golongan, atau satu jamaah, meskipun definisi jamaah menurut islam tidak mereka fahami dengan benar.
4. Ada orang yang melandaskan nya pada kabar atau perasaan saja, tanpa pernah menemui Quran dan Hadits.
Dalam hal ini tentu saja kita harus berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits sesuai dengan kajian ilmunya, berikut adalah firman Alloh Subhanahu wa ta'ala :
يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِى ٱلأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِى شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Quran 4:59)
Keterangan :
Dalam ayat tersebut terkandung beberapa perintah, yaitu :
1. Perintah taat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan mutlak, baik yang dimengerti oleh akal maupun tidak.
2. Perintah taat kepada Rosul, juga dengan mutlak
3. Perintah taat kepada Ulil Amri, selama Ulil Amri itu taat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala dan Rosul-Nya.
4. Jika terjadi perselisihan di kalangan umat islam, selesaikan lah urusan nya dengan mengembalikan kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala dan Rosul-Nya.
5. Tidak ada taat kepada Ulil Amri, jika perintah nya menyalahi aturan Alloh Subhanahu wa ta'ala dan Rosululloh Sholallahu 'alaihi wa sallam .
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Quran Al Ahzab 33:21)
Maksud dari ayat diatas adalah pada pribadi Nabi itu terdapat Uswatun Hasanah untuk diteladani oleh seluruh umat nya, baik itu ibadah, munakalah, mu'amalah, juga siyasah.
Perintah berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits Rosululloh Subhanahu wa ta'ala bersabda :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا مَسَكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ نَبِيّهِ. مالك، فى الموطأ
Dari Katsir bin Abdillah, dari ayah nya dari kakeknya r.a, ia berkata sesungguhnya Rosululloh Sholallahu 'alaihi wa sallam , bersabda : Kutinggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat apabila kamu berpegang teguh kepada keduaya, yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya". (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ juz 2)
Dalam hadits yang lain :
Dari Ibnu 'Abbas r.a ia berkata : Sesungguhnya Rosululloh Sholallahu 'alaihi wa sallam ., khutbah dihadapan orang-orang pada waktu haji wada'. Beliau bersabda :"Sesungguhnya syetan telah berputus asa untuk disembah di negeri mu, akan tetapi ia ridho untuk dita'ati dalam hal-hal selain itu dari apa-apa yang kamu anggap sepele. Maka berhati-hatilah kamu. Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu bagimu, jikalau kamu berpegang teguh dengan nya, maka kamu tidak akan sesat selama nya, (yaitu) Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya (H.R. Hakim; at-Targhib, 1:60)
Larangan membuat perkara-perkara Baru (Bid'ah) dalam Agama
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ اَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. مسلم
Dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan perintah kami, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1344]
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَحْدَثَ فِى اَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. مسلم
Dari ‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan dalam perintah kami ini, apa-apa yang bukan dari padanya, maka ia tertolak”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1343]
قَالَ ابْنُ عِيْسَى قَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ صَنَعَ اَمْرًا عَلَى غَيْرِ اَمْرِنَا فَهُوَ رَدٌّ. ابو داود
Ibnu ‘Isa berkata, Nabi Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berbuat sesuatu urusan selain dari perintah Kami, maka ia tertolak”. [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 200]
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنّى. مسلم
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan dari golonganku”. [HR. Muslim juz 2, hal. 1020]
Ini artinya tidak bisa kita mengada-adakan sesuatu kemudian membuatnya menjadi suatu ibadah, atau mengatakan ini suatu ibadah, sedangkan petunjuk mengenai hal itu tidak ada dalam Qur'an maupun hadits Nabi Sholallahu 'alaihi wa sallam .
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. الطبرانى فى الكبير
Dari Sahl bin Sa’d As-Saa’idiy, ia berkata : Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing”. Para shahabat bertanya, “Siapakah orang yang asing itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Yaitu orang-orang yang memperbaiki ketika manusia dalam keadaan rusak”. [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 6, hal. 164, no. 5867].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَدَأَ اْلاِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula asing. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”. [HR Muslim juz 1, hal. 130]
Ini artinya islam berawal asing dan tidak dikenal, dan pada akhirnya akan kembali asing dan tidak dikenal, yang dimaksud disini adalah bukanlah nama islam nya, akan tetapi sumber-sumber ajaran islam, hingga orang merujuk tidak lagi kepada kitab nya yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya yaitu Al-Hadits, akan tetapi di ganti oleh perkataan-perkataan imam, kyai, orang-orang yang di tua kan, perasaan dan akal.
Allahu a'lam.
Smber : http://el-cukil.blogspot.com
0

We Are The Champions (again)

Senin, 21 Mei 2012
Puji dan syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, pada kontes Robot Regional V pada Politeknik Negeri Ujung Pandang, STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati berhasil mempertahankan kembali tahta Juara 1 pada kategori Humanoid RoboSoccer.
Kategori ini pada kejuaraan robot nasional tahun lalu bertempat di Universitas Tadulako Palu, yang merupakan kontes Regional V, telah dimenangkan oleh STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, kini kembali piala juara 1 diperoleh Kampus Biru, sebagai bentuk pertahanan yang semakin kuat dalam menunjukkan kemampuan di Indonesia Timur dalam bidang Robotika.
Perjuangan berat melawan lawan tangguh tahun lalu Universitas Tadulako dan Universitas Hasanuddin kembali terjadi. Robot-robot tangguh mereka kembali dipertunjukkan pada kontes robot nasional tahun ini. Perjuangan dari Indra Aria Pramana, Stephanus, Ottovianus dan Zainul Isro'i, para Mahasiswa STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati ternyata tidak sia-sia. Selama 5 (lima) bulan robot pemain bola yang mereka persiapkan dibantu bimbingan Bpk. Hadriansa, S.Kom, kembali menunjukkan performa-nya yang luar biasa, dengan membawa kembali piala bergengsi Juara 1 kategori Humanoid RoboSoccer.
Robot Humanoid Soccer yang diturunkan oleh Kampus Biru sebanyak 3 (tiga) robot. Tiga robot pemain bola ini melawan tiga robot lain dari Universitas Tadulako dan dua robot dari Universitas Hasanuddin. Satu robot sebagai penyerang, satu robot sebagai back dan satu robot kampus biru sebagai penjaga gawang, akhirnya berhasil mempertahankan gelar juara 1 yang telah diperoleh tahun lalu.
Robot yang dibuat dengan manual ini, adalah robot asli karya anak negeri yang nantinya akan bertarung kembali pada Final Kontes Robot Nasional yang diselenggarakan pada bulan Juni di Institut Teknologi Bandung (ITB), bertarung dengan robot-robot lain yang dimiliki oleh ITB, Pens, ITS dan Politeknik Negeri Batam. Semoga tahun ini bisa membawa kemenangan yang tertunda pada tahun lalu.
Kemenangan lain yang juga sempat diraih oleh Tim Robot Kampus Biru adalah kategori Robot Beroda Pemadam Api yang diikuti oleh David Setiawan dan Miftahul Huda. Robot beroda mereka juga mampu membawa Piala Juara III pada kategori ini. Tahun lalu, robot beroda mengalami kegagalan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh Panitia Lomba dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Jakarta.
Robot beroda bernama BlueWheel-G3 yang dibimbing oleh Bpk. Fitriansyah, S.Kom ini mampu memadamkan api dengan cepat, selama 1 menit 23 detik, berhasil membawa kategori pemenang juara III.
Robot berkaki, BlueLeg-G3 yang tahun lalu berhasil membawa piala juara II, kali ini meski memiliki skor tertinggi pada lomba, belum dapat masuk pada kontes final di Bandung. Tim Robot berkaki tahun ini meski memiliki skor tertinggi, namun karena tidak dapat memadamkan api, akhirnya tidak diijinkan untuk menjadi pemenang lomba. Dan pada tahun ini, untuk kategori berkaki pada kategori berkaki Regional V tidak ada pemenang yang dapat melangkah pada kejuaraan nasional, karena keseluruhan tim dari Indonesia Timur gagal memadamkan api.
Pada arena KRI, robot Blue-Evo-G1 perjuangannya kandas, tidak membawa piala kemenangan. Namun perjuangan mereka yang berhasil mengalahkan kampus lain pada kategori Kontes Robot Indonesia (KRI) yang pada tahun ini baru diikuti menjadi sebuah pengalaman berharga untuk membawa perjuangan dan kemenangan pada tahun depan. Tim yang terdiri dari Marwan, Asrin, Erri Ardiansyah, Rendra dan Abdul Rahman ini menunjukkan pertempuran yang mampu membuat tim lain "keder", dikarenakan Tim Robot Kampus Biru yang menjadi pendatang baru pada kategori lomba ini mampu menyelesaikan banyak permasalahan pada aturan lomba.
Kami tunggu kemenangan kalian yang tahun ini masih belum mampu membawa piala untuk kampus biru. Hail Kampus Biru! Vini Vidi Vici.
Sumber: ppkia.ac.id
0

Ada Tulisan Ayat Al-Qur’an di Tubuh Bayi

Jumat, 18 Mei 2012
Pimpinan Pengobatan Alternatif Al-Mahdi/Sekretaris Ikatan Paranormal Indonesia (IPI) Asahan Ki Al Azen Suriono mengatakan bahwa atas munculnya ayat Al-Qur’an ditubuh seorang bayi berusia 9 bulan asal Rusia Selatan yang bernama Ali Yakubov (fhoto) adalah merupakan tanda kebesaran ALLOH SWT Tuhan Semesta Alam Pencipta Langit dan Bumi yang nyata bagi manusia.
----------------------------------------------------------------------------------------
“Terdapatnya tulisan ayat Al-Qur’an pada bayi tersebut merupakan tanda kebesaran ALLAH yang nyata dan hal ini jangan dianggap remeh oleh manusia yang tidak menyembah ALLAH,” katanya didampingi Ardi Surya dan Faisal Sitorus Pane kepada pewarta HOKI, Jum’at (30/10) di kediamannya, jalan Manyar Kelurahan Karang Anyer (Kampung Tempel).
----------------------------------------------------------------------------------------
Hal di atas sebelumnya sudah dijelaskan dalam firman ALLAH yaitu: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fush-Shilat : 53).
Bahkan, sambung Ayah tiga anak ini, salah satu bunyi dari ayat Al-Qur’an yang terdapat pada bayi tersebut yaitu ALLAH Tuhan Semesta Alam.
“ALLAH telah memberikan penegasan selakigus kepada manusia sesuai dari arti yat tersebut bahwa hanya 1 saja mutlak yang sewajibnya harus disembah, yaitu ALLAH dan bukan Tuhan sesembahan lain,” tandasnya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Sementara itu, Ardi Surya mengatakan bahwa Islam adalah agama orang-orang yang berserah diri kepada ALLAH dan tidak menyembah Tuhan selain ALLAH.
----------------------------------------------------------------------------------------
“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali ALLOH dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain ALLAH. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka; Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada ALLAH).” (QS Ali Imran : 64)
----------------------------------------------------------------------------------------
Sesungguhnya Islam sudah ada sejak zaman Nabi Adam dan Nabi Ibrahim: “Dan berjihadlah kamu pada jalan ALLAH dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu, Ibrahim. Dia (ALLAH) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali ALLAH. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong.” (QS Al Hajj : 78).
----------------------------------------------------------------------------------------
“Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah ALLAH, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari ALLAH yang ada padanya?” Dan ALLAH sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.“ [QS Al Baqarah : 140] “Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” [QS Al An’aam : 161]
----------------------------------------------------------------------------------------
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [QS An Nahl : 123] Bahkan Ibrahim mewasiatkan keturunannya agar tidak mati kecuali dalam agama Islam: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya ALLOH telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” [QS Al Baqarah : 132] (*)
0

20.000 Situs Internet Diharap Waspada Serangan Malware

Sekitar 20.000 situs di internet telah diperingatkan untuk waspada terhadap serangan program jahat oleh Google. Google menduga serangan terjadi melalui JavaScript. Kemungkinan ada pihak yang tidak bertanggung jawab menyusupkan kode JavaScript di situs-situs tersebut. Karena itulah pengelola diminta segera melakukan pembersihan.
Tim dari Google mengingatkan pemilik situs untuk mencari file yang berisi konten "eval(function(p,a,c,k,e,r)". Kode tersebut dapat ditempatkan dalam file HTML, JavaScript, atau PHP.
"JavaScript disusupkan oleh pihak ketiga dan dapat digunakan untuk mengarahkan pengguna ke situs berbahaya," kata tim Google Search Quality.
Selain itu, Google juga memperingatkan kepada pemilik situs agar selalu menghapus malware dan memperbaiki kerentanan situs. Hal itu dilakukan untuk melindungi pengunjung situs. Mereka juga didesak untuk menjaga kebaruan software dan segera menghubungi web hosting masing-masing untuk mendapat bantuan. Ini bukan pertama kali Google memperingatkan pemilik situs web untuk mewaspadai serangan hacker, khususnya yang menyusupkan malware.
"Google membantu pemilik web untuk mencegah spam. Ini bukan fenomena baru. Kami selalu terbuka dengan webmaster, dan kami akan selalu melakukannya," ujar Mark JAnsen, Juru Bicara google indonesia
di tahun 2011 lalu, Google mencantumkan 11 juta url dengan domain .co.cc dari hasil pencariannya. Gara-garan domain ini virus malware semakin menyebarluas..
(sumber:blog.cyber4rt.com)
0

Flashdisk Sidik Jari

Sudah menjadi keharusan dunia nyata dan maya memiliki keamanan yang cukup untuk menjaga data pribadi dan bisnis anda dimana sekarang dunia informasi semakin instant dan mudah dibagikan dari satu orang ke orang lain , nah ini adalah alat penyimpanan data yaitu Fingerprint flash drive .Flash Drive dengan sidik jari yang mungkin sangat penting untuk anda menyimpan data-data pribadi/bisnis Anda .fingerprint flash drive Fingerprint Flash Drive ,Flash Disk dengan Keamanan Sidik Jari
Fingerprint Flash Drive dilengkapi dengan teknologi keamanan dengan identifikasi sidik jari dengan kapasitas 4GB .Flash Drive ini muncul dengan pemindai sidik jari yang sangat sensitive yang dapat menyimpan sidik jari orang yang diizinkan menggunakan flash drive ini dan yang tidak di izinkan tidak dapat menggunakan Flash Drive ini , Kabarnya Harga untuk Fingerprint Flash Drive berkisar dengan harga US $50 setara dengan Rp.400.000an.
(sumber: blog.cyber4rt.com)
0

Jenis Air Yang Tidak Boleh Diminum

Dalam kondisi tertentu, 5 jenis air berikut ini bisa menjadi nitrit dan zat lain yang beracun dan merusak, dapat menyebabkan kerusakan tertentu terhadap tubuh manusia
---------------------------------------------------------------------------------------- 1. Air Usang
Atau yg dikenal [Air Mati], artinya air yg sudah tersimpan lama dan tidak digunakan [diminum]. Jika sering mengonsumsi air demikian, dapat menyebabkan metabolisme sel anak-anak yg belum dewasa melamban, akibatnya mempengaruhi pertumbuhan tubuhnya, penuaan pada laki-laki setengah umur akan bertambah cepat, rasio terjadinya penyakit kanker lambung dan kanker kerongkongan di sejumlah besar daerah terus meningkat, ini mungkin berhubungan dengan seringnya mengonsumsi air usang. Zat beracun dalam air usang akan terus bertambah dan bertambah seiring dengan masa penyimpanan air.
---------------------------------------------------------------------------------------- 2. Air Mendidih Lama
Adalah air yg sudah mendidih sepanjang malam atau sudah lama di kompor. Air demikian, karena dimasak terlalu lama, sehingga zat yg tidak menghawa dalam air seperti kalsium, magnesium atau kandungan logam berat lain dan nitrit sangat tinggi. Jika minum air seperti ini dalam jangka panjang, dapat mengganggu fungsi lambung dan usus, terjadi diare sementara, perut kembung, nitrit yang mengandung racun dapat mengakibatkan organisme kekurangan oksigen, jika parah bisa pingsan dan kejang, bahkan kematian.
---------------------------------------------------------------------------------------- 3. Air Panci Kukus
Adalah air kukusan mantou atau air sisa kukus, air panci kukus yang digunakan secara berulang-ulang, kepekatan nitritnya sangat tinggi. Jika sering mengonsumsi air demikian, atau memasak bubur dengan air demikian, dapat menyebabkan nitrit keracunan, kerak kerap meresap ke tubuh mengikuti air, dapat menyebabkan perubahan patologis pada sistem pencernaan, saraf, saluran kemih dan pembuatan darah, bahkan mengakibatkan penuaan dini.
---------------------------------------------------------------------------------------- 4. Air Yang Tidak Dimasak
Air ledeng yang kita konsumsi, semuanya melalui proses klorin. Dalam air yang diproses klorin dapat memisahkan 13 jenis zat merugikan, di antaranya hidrokarbon halogen, klorofom yang berefek menyebabkan kanker dan cacat. Saat suhu air mencapai 90 °C, kadar hidrokarbon halogen yang semula 53 mg/kg-nya naik menjadi 177 mg, 2 kali lipat lebih tinggi dari standar kesehatan air minum nasional yang ditetapkan. Ahli terkait menuturkan, bahwa kemungkinan terjangkit penyakit kanker kandung kemih dan kanker poros usus dengan mengonsumsi air yang belum dimasak meningkat 21-38 %. Ketika suhu air mencapai 100 °C, kedua zat yang merusak ini akan berkurang drastis seiring dengan penguapan, dan aman dikonsumsi jika di-didihkan lagi selama 3 menit.
---------------------------------------------------------------------------------------- 5. Air Yang Dimasak Kembali
Ada yg terbiasa minum air yang dimasak kembali dari air yg tersisa dalam termos, tujuannya adalah menghemat air, menghemat batu bara [gas] dan waktu. Tapi “penghematan” ini tidak layak. Sebab air yang sudah dimasak kemudian direbus lagi, membuat air menguap lagi, sehingga dengan demikian nitritnya akan meningkat, dan jika sering mengonsumsi air demikian akan terjadi penumpukan nitrit di dalam tubuh.
---------------------------------------------------------------------------------------- [Sumber: Secret China, blog.cyber4rt.com]
2

Surat untuk Calon Istriku

Kepada Yang Tercinta,
Calon Istriku yang tak ku ketahui namanya
dimanapun engkau berada
----------------------------------------------------------------------------------------
Assalamu’alaikum wr.wb
---------------------------------------------------------------------------------------- Bagaimana kabarmu calon istriku? semoga Allah selalu melindungimu ya. Calon istriku, sudah lama ku menunggu kehadiranmu disini. Sulit rasanya untuk menemukanmu, karena setiap kali aku hendak menemukanmu, ternyata bukanlah dirimu yang ku dapatkan, tetapi hanyalah cinta yang sesaat. Mungkin, semua itu karena Allah belum mengizinkan kita untuk bertemu. Semoga tak lama lagi kita akan bertemu ya.
---------------------------------------------------------------------------------------- Calon istriku, sungguh aneh rasanya, ketika aku merindukanmu disini, padahal mungkin, wajahmu, bahkan namamupun belum ku ketahui. Tetapi aku yakin, engkau berada disana, menunggu kehadiranku pula di sisimu.
---------------------------------------------------------------------------------------- Calon istriku, sungguh aku merindukan akhlakmu yang mulai, kepribadian yang luar biasa, dan sifat keibuanmu yang dewasa. Semua itu ku yakini engkau miliki, yang membuatku semakin merindukan kehadiranmu disini.
---------------------------------------------------------------------------------------- Calon istriku, tunggu aku di ujung waktu, yang akan menjumpakan kita dalam ikatan suci nan mulia. Dan mohonlah kepada Allah, agar kita bisa hidup berdua selamanya.
----------------------------------------------------------------------------------------
Cukup sekian surat ini aku tuliskan,
semoga Allah swt selalu melindungi kita dalam setiap aktifitas kita. amin.
----------------------------------------------------------------------------------------
Wassalamu’alaikum wr.wb
----------------------------------------------------------------------------------------
Tarakan, 18 Mei 2012
Dariku,
Calon Suamimu
0

Curahan Hati

Rabu, 16 Mei 2012
Diatas sajadah ini kumengadu padamu Ya Alloh. Ketika hatiku gundah n tak bisa ku menahannya tanpa kusadari Butiran air mata menetes kala ku tersadar dalam kesendirian ini separuh jiwaku telah pergi. Ku berusaha tegar tapi aku Cuma manusia biasa… aku tak setegar batu karang dilautan yang tetap kokoh kala dihantam gelombang.Tapi ku yakin kau selalu ada buat aku…. Selalu menemani kesendirianku.
Aku hanyalah seorang muslim sederhana dengan keterbatasan yang berusaha menjadi lebih baik.....
12

Bernostalgia mengenang hari-hari di SMKN 2 Tanjung Selor, Bulungan

Senin, 14 Mei 2012
Bismillahirrahmanirrahiim..
Alhamdulillah…. kita masih diberi kesehatan serta kekuatan sampai dengan hari ini. Semoga tulisan ini dapat mengganjal sedikit rasa rinduku kepada keluaragaku di SMKN 2 Tanjung Selor...........
Banyak kisah yang kita lalui tetapi terlewatkan untuk diceritakan. Diam ternyata tidak selamanya emas, jika memang hanya diam, ya.. berdiam diri, tidak melakukan apa-apa. Dan, bolehkah kita memulainya kembali sekarang? Seperti sepasang sahabat yang bertemu kembali walau sudah lama berpisah, mereka mencoba memulai hubungan nyaman satu sama lain dari awal.
Dulu aku sering tidak percaya dengan perkataan orang tentang Sekolah Merupakan kenangan yang terindah, namun sekarang aku sendiri merasakan dan percaya akan hal itu. “Masa Sekolah Merupakan kenangan yang paling indah dan tidak akan pernah terjadi lagi khususnya di SMKN 2 Tanjung Selor tempat aku menimba ilmu .” Setelah kurang lebih Dua tahun yang lalu lulus dari SMK tercinta kini berbagai macam kenangan tentang masa-masa di SMK kini muncul kembali dalam benakku, lebih lagi saat aku punya banyak sekali masalah seperti saat ini.
Seperti malam ini. Karena tak kunjung tidur, akibat kesal atas satu hal, alih-alih tertidur pikiran ku malah berputar-putar dan sampai pada satu hal, aku sangat merindukan teman-teman.
Lulusan tahun 2010 sudah kangen dengan masa SMK ku. Ternyata bener kata orang-orang, masa-masa paling indah itu adalah masa-masa sekolah lebih tepatnya si ketika kisa memasuki masa-masa SMK. Itu indah banget, mulai dari kenakalan kita, sikap aneh kita, mengerti apa itu pertemanan dan solidaritas, apa yang kita butuhin dalam segit positif, mulai dari segala sesuatu yang bermanfaat sampe yang gak bermanfaat pasti kita pernah rasakan bersama kawan-kawan kita. Dari hal percintaan, pertemanan, belajar mengajar, bermasalah sama guru, bermasalah sama kaka kelas-ade kelas. Jalan-jalan gak jelas tanpa tujuan, tapi itu berkesan banget. Tukeran informasi, walau kadang-kadang yang kita sharingin juga belum pasti kebenarannya, tapi itu seruh banget.
Tidak sampai itu saja, pada saat ujian pun kita selalu berbagi. Dalam artian belajar bersama, sharing pelajaran bersama dan juga bertukar pendapat tentang pelajaran. Kejahilan di dunia SMK juga sangat identik dengan bersanda gurau. Kejar-kejaran dengan guru karena ketahuan belos kekantin (kantin pale di belakang Sekolah SD, hehehe…) serta rambut yang sudah gondrong sebagai sasaran empuk buat potong rambut gratis.
Kejadian-kejadian tersebut tidak akan terulang lagi, kita hanya dapat bernostalgia untuk mengulang kejadian tersebut. Masa-masa SMK adalah masa dimana kita mendapatkan pelajaran hidup dan juga landasan untuk mencapai cita-cita bersama kita. Masa SMK juga masa dimana kita masih mencari jati diri.
aku ingin mengulang kembali semasa SMK. Sungguh menyenangkan. Masa-masa SMK itu bakalan terkenang terus sampe kita tua dan sampai kita akhir hayat nanti mungkin. Andai aku bisa ngulang waktu aku ingin balik kemasa-masa yang indah itu bersama sahabat dan teman-teman ku. Ya, walau pun masa sekolah juga ada yang paitnya juga, tapi tetep itu berkesan.
Coba aja kenangan itu bisa kita rekam dan kita tonton kembali ketika kita udah punya keluarga kecil, dan kita ceritain masa-masa sekolah kita ke anak-cucu kita pasti itu indah banget. Haduh..... jadi sedih aku kalo inget kenanga yang indah ini.
Tak Lupa ku ucapkan terima kasihku untuk guru-guruku semasa sekolah di SMKN 2 Tanjung Selor. Tanpa terkecuali yang tak bisa kusebutkan satu per satu. Semoga Allah Swt. senantiasa melindungi dan menjaga mereka yang telah menjaga dan mengamalkan pengetahuan-Nya.
Untuk teman yang udah tau dimana kebaradaannya tapi belum punya kesempatan untuk dengan berbagai alasan dan kendala. Hanya bisa melepaskan kerinduan melalui telepon seluler atau jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan sebagainya. Ga tau kapan kita bisa ngumpul lagi kayak dulu?? aku selalu berharap suatu saat, kelak TUHAN boleh izinkan kita bertemu dan berkumpul kembali. Dan aku yakin waktu itu pasti akan datang segera….
Sebuah Masa lalu yang gak akan pernah terulang, tapi akan selalu menjadi kenangan di hati kita ^_^
senyum kenangan...........
senyum kenangan...................
senyum kenangan........................
senyum kenangan.................
senyum kenangan............
senyum kenangan.............
senyum kenangan.........
senyum kenangan...........
senyum kenangan.........
0

Shalawat Nabi

Shalawat adalah bacaan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang wajib dilakukan saat tahiyat akhir setiap shalat baik itu shalat fardhu atau shalat sunnah. Sholawat paling terkenal adalah shalawat Ibrahimiyah karena ia selalu dibaca lima kali setiap hari setiap shalat lima waktu oleh setiap muslim seluruh dunia. Bacaan shalawat paling sedikit adalah allahumma shalli ala Muhammad (اللهم صل علي محمد) atau shalla-Llahu alaih (صلي الله عليه). Artinya: semoga Allah memberi rahmat pada Nabi Muhammad.
DAFTAR ISI
1. Kumpulan Shalawat
1. Shalawat Ibrahimiyah
2. Shalawat Nariyah/Tafrijiyah
3. Shalawat Fatih
4. Shalawat Munjiyat
5. Shalawat An-Nur adz-Dzati (
النور الذاتي) 6. Shalawat Al-Kamaliyah
7. Shalawat Al-In'am
8. Shalawat Ahmad Al-Badawi
2. Hukum Membaca Shalawat
3. Definisi Shalawat
KUMPULAN SHALAWAT
SHALAWAT IBRAHIMIYAH
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ Artinya : Ya Allah , berilah kasih saying kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Enfkau memberi kasih sayangmMu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
SHALAWAT NARIYAH TAFRIJIYAH
أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ Artinya: Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
SHALAWAT FATIH
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أَغْلَقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ, نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ الْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمَسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارُهُ عَظِيْمٌ Artinya: Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMu yang lurus.
Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada beliau, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya dengan sebenar-benar kekuasaanNya yang Maha Agung.
SHALAWAT MUNJIYAT
Bacaan shalawat munjiyat dapat dilihat di sini!
SHALAWAT ANNUR ADZ-DZATI (النور الذاتي)
Oleh Abul Hasan Asy-Syadzili
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النُّورِ الذَّاتِي وَالسِّرِّ السَّارِي فِي سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ
SHALAWAT AL-KAMALIYAH
اللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ كَمَالِ الله وَكَمَا يَلِيقُ بِكَمَالِهِ
SHALAWAT AL-IN'AM
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ إِنْعَامِ الله وَأِفْضَالِهِ
SHALAWAT AHMAD AL-BADAWI
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُورِ الأَنْوَارِ. وَسِرِّ الأَسِرَارِ. وَتِرْيَاقِ الأَغْيَارِ. وَمِفْتَاحِ بَابِ الْنَسَارِ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ. وَآلِهِ الأَطْهَارِ. وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ. عَدَد نِعَمِ الله وَأِفْضَالِهِ
HUKUM MEMBACA SHALAWAT
1. Wajib. a. Hukum membaca shalawat ibrahimiyah itu wajib (a) pada saat tahiyat akhir shalat. Baik shalat fardhu yang lima waktu maupun shalat sunnah. b. Wajib membaca shalawat sekali seumur hidup.[1] c. Wajib mengucapkan shalawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad disebut, menurut pendapat Imam Tahawi.
2. Sunnah muakkad pada situasi di luar shalat.
DASAR HUKUM SHALAWAT
1. Qur'an Al-Ahzab 33:56
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَ؄ُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
2. Hadits:
أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم عليّ صلاة Artinya: Sebaik-baik manusia padaku di hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat. (HR Tirmidzi)
3. Hadits:
البخيل من ذُكرتُ عندَه ثم لم يصلّ عليّ Artinya: Orang yang pelit adalah orang yang tidak mengucapkan shalawat saat namaku disebut (HR Ahmad bin Hanbal dalam Musnad)
MAKNA DEFINISI SHALAWAT
Secara etimologis shalawat adalah bentuk jamak dari bentuk tunggal shalah (الصلاة) yang berarti doa (lihat: Al-Mu'jamul Wasith). Secara terminologis, shalawat memiliki sejumlah pengertian antara lain sebagai berikut:
a. Shalawat dari Allah kepada manusia yang bermakna memberi rahmat seperti dalam QS Al-Ahzab 33:43.
b. Shalawat dari malaikat kepada umat Islam (mukminin) yang bermakna permohonan ampun malaikut untuk umat Islam.
c. Shalawat dari seorang muslim kepada muslim yang lain yang bermakna doa seperti dalam QS At-Taubah 9:103.
d. Shalawat dari manusia kepada Allah yang bermakna ibadah khusus pada Allah dalam waktu dan cara tertentu sesuai syariah seperti dalam QS Al-Kautsar 108:2.
Ibnu Hajar al-Makki menyimpulkan makna shalawat sebagai berikut: shalawat dari Allah berarti rahmat, dari malaikat dan manusia berarti doa atau permohonan rahmat untuk Nabi Muhammad.[2]
====================
CATATAN AKHIR DAN RUJUKAN:
[1] Al Qurthubi dalam tafsir Al-Qurtubi mengatakan: لا خلاف في وجوبها في العمر مرة، وأَنها واجبة في كل حين وجوب السنن المؤكدة. [2] ابن حجر المكي dalam الجوهر المنظم في زيارة القبر الشريف النبوي المكرم . (sumber:http://www.alkhoirot.net)
3

Jangan Mengundang Azab Allah!

Minggu, 13 Mei 2012
Menyangkut bumi tempat tinggal kita saat ini, Allah telah mengaturnya sedemikian rupa. Desain apik dari Sang Pencipta itu meliputi udara, hidrologi air, sampai tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Dalam al-Qur’an telah digambarkan bagaimana Allah mengatur keseimbangan alam dengan porsi yang tepat; mengatur antara siang dan malam, membagi-bagi curahan hujan secara teratur, mengarahkan angin secara teratur, mengatur setiap planet dalam garis edarnya. Pada akhirnya, bumi betul-betul menjadi lingkungan yang paling siap untuk menerima kehidupan. Semua makhluk hidup di atasnya dapat menjalankan kehidupan dengan baik dan aman. Semua itu mestinya harus dipahami sebagai nikmat yang harus disyukuri dan dijaga kelestariannya. Sebab, ketika nikmat diingkari, maka azab Allah yang akan datang (QS Ibrahim [14]:07). Hanya saja, untuk saat ini, bumi yang telah memberikan jasa kehidupan itu telah dirusak, sehingga menjadi ancaman serius bagi kehidupan di atasnya. Hutan ditebangi sehingga gunung-gunung tak mampu menampung air hujan, tidak memiliki daya untuk menahan curah hujan dan membuat mata air. Akibatnya, longsor pun terjadi dan saat kemarau, mata air terputus, dunia dilanda kekeringan. Karbondioksida yang mengambang di langit terus membekap bumi sehingga cuaca semakin tak teratur akibat pemanasan global.
Untuk beberapa tahun terakhir, hati kita dibikin ciut oleh berbagai macam bencana alam yang mengerikan. Gempa bumi, banjir, tsunami, sampai tanah longsor. Deretan bencana itu bagaikan episode tak putus-putus, membentuk jalinan babak prahara tanpa henti. Tahun 2004, dunia dikejutkan dengan gempa yang disusul tsunami. Lebih dari 230 ribu orang tewas. Lalu, memasuki tahun 2010, kita kembali disuguhi beberapa bencana besar. Selasa (12/1/2010) gempa dengan kekuatan 7 sr mengguncang Haiti. Dan, di negeri kita, bencana masih terus susul menyusul meski tak sedahsyat tsunami di Aceh. Selasa (23/2/2010), longsor terjadi di Kampung Dewata, Tenjolaya, Pasirjambu, Bandung. Lalu, Kamis (11/3/2010) malam terjadi longsor di Kampung Ciawitali, Sukamekar, Sukanegara, Cianjur. Ini belum menghitung beberapa banjir di beberapa kota, seperti Jakarta, Surabaya dan lain sebagainya. Melihat rentetan bencana tersebut, kadang kita bertanya, “mengapa alam kita saat ini demikian rapuh?” Untuk sementara waktu, boleh-boleh saja kita melihatnya sebagai sunatullah, atau kebiasaan Allah dalam mengatur alam ini. Namun, perlu kita ingat bahwa bencana seringkali diturunkan sebagai akibat dari perilaku manusia sendiri yang tidak peduli dengan ajaran-Nya. Sebab, konteks musibah sebagai ujian bagi hamba yang dicintai-Nya, berbeda dengan bencana sebagai bentuk peringatan, apalagi hukuman. Jika melihat keserakahan manusia dan kemaksiatan yang merajalela, maka sangat mungkin bencana saat ini lebih mendekati pada teguran atau bahkan hukuman. Tentu Allah tidak dengan tiba-tiba memerintahkan bumi untuk bergoyang atau tanah untuk longsor, tanpa melalui mekanisme alam. Allah telah menetapkan sistem kerja pada alam raya ini dan mengaturnya sedemikian rupa. Jika ternyata alam begitu mengancam pasti ada yang salah dalam merawatnya, karena alam ini adalah benda yang bisa rusak bila tidak dijaga dengan baik. Allah telah memberi peringatan tegas agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi (QS al-Baqarah [2]: 11). Allah juga mengikat manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi agar menjaga alam ini (QS al-Baqarah [02]: 30). Dalam salah satu Hadis Rasulullah Shallallâhu alaihi wasallam bersabda, “Bumi ini sangatlah indah dan terhampar hijau dan katakan bahwa Allah akan meletakkanmu sebagai khilafah di muka bumi dengan melihat bagaimana kamu bertindak terhadapnya.” (HR Muslim). Kenyataannya, bencana yang terjadi, umumnya merupakan bencana yang bisa diatasi, diantisipasi kejadian dan resikonya. Banjir dan tanah longsor misalnya, adalah bencana yang terjadi tidak sepenuhnya karena siklus alam, namun lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia. Banjir dan longsor bisa disebut sebagai bencana yang “disengaja”. Dengan melakukan penggundulan hutan dan pembuangan sampah bukan pada tempatnya berarti sama halnya dengan mengupayakan bencana. Fungsi hutan sebagai penyimpan air terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus, sedangkan sungai yang mendukung pengaliran air ke laut semakin dangkal dan menyempit karena terus dijejali dengan tumpukan sampah. Hal ini masih belum menghitung kebobrokan moral yang telah melanda dunia. Perbuatan-perbuatan maksiat dianggap biasa, atau bahkan mendapat pembelaan atas nama kebebasan dan HAM (Hak Asasi Manusia). Agama hanya dianggap sebagai urusan personal yang tidak boleh dibawa ke dalam ranah publik. Kenyataan seperti ini sama saja dengan mengundang azab Allah Subhânahu wata’âlâ. Bencana alam dan perilaku manusia sepertinya memang tidak memiliki hubungan apapun. Tapi jelas, sejarah menyatakan bahwa bencana seringkali berawal dari perilaku manusia yang durhaka. Kaum Nabi Nuh musnah oleh banjir bah, kaum Ad dan Tsamud musnah karena mereka telah mengingkari seruan untuk tidak menyekutukan Allah Subhânahu wata’âlâ. Dalam beberapa ayat, Allah telah memberi peringatan tegas dengan menjadikan perilaku umat terdahulu sebagai bahan renungan. Allah berfirman yang artinya, “Dan jika Aku hendak membinasakan suatu negeri, maka Aku perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan-Ku), kemudian Aku hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS al-Isra’ [17]: 16). Dalam surat yang sama Allah berfirman yang artinya, “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Aku membinasakannya sebelum hari kiamat atau Aku azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras.” (QS al-Isra’ [17]: 58).. Mengenai perusakan yang menyebabkan datangnya siksaan, Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi.” (QS al-A’raf [07]: 56). Menurut Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974 H.), ayat ini adalah puncak peringatan keras (ghâyatut-taqrî’ wat-takhwîf) bahwa perusakan yang dilakukan terhadap bumi akan berakibat pada kematian penduduk bumi, terutama manusia sendiri. Sebab, kerusakan pada bumi dapat mendatangkan kehancuran dan kemusnahan penduduk bumi. Sepertinya, kata Ibnu Hajar, melalui ayat ini ada peringatan yang ditujukan kepada manusia, “Janganlah kalian menjadi sebab dari kerusakan diri kalian dengan cara membuat kerusakan lingkungan di sekitar kalian.” Pendek kata, bumi kita telah rapuh dan kerapuhan itu sudah demikian parah sehingga mengancam stabilitas dan bahkan eksistensi kehidupan dunia. Melihat fenomena ini, kita mesti menyadari bahwa aneka bencana yang terjadi itu, bukan faktor alam saja, tapi juga ditimbulkan oleh kesalahan manusia. Bencana bukan semata-mata fenomena alam biasa, tapi lebih dari itu merupakan teguran atau azab dari Allah. Untuk itu, seharusnya bencana tersebut merupakan bahan renungan untuk muhasabah (introspeksi diri), mengapa bencana terus terjadi? Akibat ketidakpedulian manusia terhadap kelestarian alam, atau akibat kemaksiatan yang begitu merajalela, atau mungkin kedua-duanya? Apapun, jalan yang mesti kita tempuh adalah tobat massal dan mendekatkan diri kepada Allah Subhânahu wata’âlâ. Namun demikian, selain membenahi moralitas dan meningkatkan nilai ibadah, kita juga harus membenahi alam yang telah rusak dan akut ini. Alam tidak dipandang sebagai objek yang harus dikuasai melainkan sebagai sahabat yang harus dirawat. Sebab, yang diperintahkan oleh Allah Subhânahu wata’âlâ bukan hanya memanfaatkan alam, tetapi juga merawatnya dengan tidak melakukan eksploitasi tanpa batas atau pemborosan (QS al-Isra’ [17]: 27). Memperbaiki diri, memperbaiki masyarakat dan memperbaiki alam adalah tugas kita bersama, agar bencana tak datang susul menyusul. Tak perlu menunggu besok, saat ini adalah waktu paling tepat untuk melakukan itu. Tentu, kita tak ingin mewariskan alam yang ringkih kepada anak cucu kita kelak. Wallâhu A’lam. (sumber: sidogiri.net)
0

Mengingat Mati dan bila Saatnya Tiba...

Dalam Al Quran surat Al Jumu'ah ayat 8, Allah berfirman (yang artinya): "Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Kenapa harus ingat mati? Jawabannya sederhana, sebab kita semua akan mati, dan itu pasti. Karena itu siapkan diri sebelum kematian itu datang menjemput pada waktu yang tak disangka-sangka sebelumnya.
Pada saatnya, sesuai dengan waktu yang Dia tetapkan, kematian, yang merupakan rahasia-Nya, akan terjadi dan menimpa setiap makhluk, termasuk setiap diri seorang anak manusia. Kapan pun, di mana pun, serta dalam kondisi apa pun. Tidak akan ada yang tahu, tidak akan ada yang sanggup menghindar atau menolak kedatangannya. Sungguh, tak ada yang sanggup menangguhkannya walau hanya sedetik. Kematian adalah hak mutlak milik Allah semata. Ketentuan itu sudah Dia tetapkan ketika manusia masih berbentukjanin dalam rahim ibunya. Setiap manusia terus-menerus diburu kematian. Tiada waktu sedetik pun yang terbebas dari buruan sang maut, di mana pun ia berada. Dalam tidur, sang maut terus mengintainya. Ketika bekerja, ia terus mengintipnya. Saat berjalan atau berlari, ia terus mengikutinya. Tiada tempat di bumi ini (bahkan sekali pun lari ke atas langit sans) yang terbebas dari renggutan maut bila saatnya telah tiba. Raja nan Sombong Dahulu kala di kalangan Bani Israil ada seorang raja yang sangat piawai menunggang kuda. Selama dirinya menjadi raja, tak pemah ada orang yang mampu mengalahkan keahliannya dalam berbalap kuda. Sayangnya, raja ini dikenal akan sifatnya yang senang menyombongkan diri. Suatu hari sang raja meminta kepada bawahannya untuk menyediakan kuda paling gagah dan paling tinggi. Dia ingin menunjukkan kepada orang banyak bagaimana kehebatannya dalam berkuda. Maka, dihadirkanlah kuda tersebut di hadapan sang raja. Sang raja segera menaiki kuda tersebut. la memacu kudanya dengan kencang. Dengan penuh kesombongan, dia menunjukkan keahliannya itu. Dia sempat sesumbar, "Slaps yang dapat menandingi kehebatanku dan dapat mengejar kencangnya lad kudaku!" Di saat dirinya sedang memacu kuda dengan kencang, tiba-tiba seorang lakilelaki lusuh dan berpakaian compangcamping menghadang kuda raja yang sedang berlari kencang. Dengan sigap lakilaki tersebut memegang pelana kuda sang raja dan langsung menghentikannya. Sang raja pun berkata, "Berani-beraninya engkau memegang kudaku dan menghalang-halangi jalanku. Engkau tahu, kuda siapa yang engkau pegang?" "Saya tahu sekali, kuda ini adalah milik Tuan Raja. Namun, saya punya keperluan kepada Tuan yang sangat mendesak," jawab laki-laki yang berpakaian compang-camping itu. "Baik. Tapi tunggu dulu sampai aku turun ke bawah!" bentak raja. Tidak perlu turun, Tuan Raja. Sebab keperluannya sangat sebentar," kata lakilaki itu. "Kenapa engkau tidak menyampaikannya kepada bawahan-bawahanku. Mereka kan ada di sekitar sini," tanya raja. "Tidak bisa. Keperluan itu tidak boleh terdengar oleh orang lain, hanya oleh telingamu," kata laki-laki itu. "Apa keperluanmu?" tanya raja lagi. "olong telingamu dekatkan kepadaku!" pinta laki-laki itu. "Aku harus turun dulu, bodoh!" bentak raja yang semakin emosi dibuatnya. "Tidak harus, Tuan Raja!" jawab lakilaki itu tak kalah tegasnya. Maka, sang raja mendekatkan telinganya ke arah mulut laki-laki yang berpakaian compang-camping itu. "Saya ini malaikat maut yang bertugas mencabut nyawamu sekarang!" kata laki-laki itu. Betapa kaget dan terhentaknya sang raja mendengar spa yang dikatakan oleh laki-laki tersebut. Bagai halilintar di siang bolong. Tubuh sang raja bergetar seperti terkena penyakit demam tinggi. la pun lemas dan hampir saja terjatuh dari atas kudanya. Dia berkata, Beri aku kesempatan pulang ke rumah untuk menemui istri dan keluargaku." "Tidak bisa. Sebab waktu habisnya umurmu adalah pada saat ini juga," jawab si lelaki yang tak lain ternyata adalah sang malaikat maut. Maka, sang raja pun dicabut nyawanya oleh malaikat maut dalam keadaan duduk di atas kuda. Tak dapat Ditangguhkan Demikianlah. Sebagaimana disebutkan pada ayat Al-Quran di atas, kebanyakan manusia menghindar dan lari dari kematian. Padahal, kematian tak dapat ditangguhkan, apalagi ditolaknya. Sang maut akan menjemput ruh yang Allah tiupkan dahulu di dalam rahim pada jasad manusia. Dia akan memisahkannya dari raganya, dan membawanya untuk dikembalikan di sisi-Nya. Seat manusia mencoba menolaknya, ruh akan tetap diambil dan dicabut secara paksa. Suka atau tidak, rela atau tidak rela. Jika waktu yang ditetapkan-Nya telah sampai, dalam situasi dan kondisi apa pun, ruh akan terpisah dari jasadnya. Maha Benar Allah SWT, yang berfirman, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari Kiamat sajalah disempumakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surge, sungguh is telah beruntung. Kehidupandunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS Ali Imran: 185). Namun ingatlah ketika Rasulullah SAW, sang pembawa kabar gembira (bagi orang-orang yang beriman kepada Allah) dan pemberi ancaman (bagi orangorang yang mengingkari-Nya), bersabda, "Kematian itu, bagi seorang mukmin, akan mengistirahatkannya dari lelahnya kehidupan dunia dan membawanya kepada rahmat Allah. Sedangkan kematian bagi seorang yang durhaka akan mengistirahatkan negara, hamba-hamba, pohon-pohon, Berta binatang-binatang dari kejahatannya." (muttafaq 'alaih). Sumber : majalah alKisah no 11/Thn VIII
0

Pancaran Kebersihan hati

Mahasuci Allah SWT, Dzat yang menguasai segala-galanya dengan Maha Cermat dan Sempurna. Tahu persis apa yang kita lakukan, tidak hanya lirikan mata, tapi niat di balik setiap lirikan mata. Tidak hanya kata yang terucap, tapi niat dibalik setiap kata yang terucap. Berbahagialah bagi orang-orang yang selalu menyadari bahwa ALLAH Maha Melihat, Maha Mendengar, dan Maha Menilai segala apa yang kita lakukan, sebab pastilah tidak ada yang luput dari genggaman-Nya, walau satu titik noktah pun jua. Pastilah pula Allah Ta’ala akan memberikan ganjaran yang setimpal dan balasan yang setimpal pula dari setiap yang kita lakukan. Dan ketahuilah bahwa apapun perilaku yang kita lakukan sebenarnya adalah pancaran dari hati kita. Seumpama sebuah teko, ia hanya akan mengeluarkan isi yang ada di dalamnya. Jika di dalamnya air kopi maka yang keluar juga air kopi, di dalamnya air teh maka yang keluar juga air teh, di dalamnya air bening maka yang dikeluarkan juga air bening. Begitu pula dengan perilaku lahiriah kita, ia adalah cerminan keadaan hati kita yang sesungguhnya.
Artinya, pribadi seorang hamba yang hatinya telah bersih, bening dan lurus karena telah terkelola dengan baik akan tercermin pula dari tampilan dan perilaku lahiriahnya. Diantaranya dapat dilihat dari raut muka atau wajah kita ini, karena kalau hati cerah, ceria, senang, tulus, dari wajah juga akan tampak pancaran ketulusan, jadi jernih, bening, dan senantiasa memancar energi untuk membahagiakan orang lain. Orang yang hatinya bersih akan tercermin pula dari kerapihan dan kebersihan di lingkungan sekitarnya. Kita sepakat bahwa kumal, kusut, kotor, dan bau adalah perilaku yang tidak disukai agama, karena agama berdiri atas kebersihan. Demikian disabdakan oleh Rasulullah SAW Kita jangan sampai diperbudak oleh mode. Intinya, kalau orang lain melihat penampilan kita, orang itu menjadi cerah, tentram, senang, dan merasa aman. Tidak usah pula repot dengan menempelkan segala atribut, gambar tempel, atau juga tanda jasa supaya orang lain tahu siapa kita. Buat apa? Semuanya harus wajar dan tidak berlebih-lebihan. Bagi seorang wanita yang memiliki hati bersih akan terpancar pula dari penampilannya yang tidak over acting, tidak berdandan mencolok, tidak mengumbar aurat tapi justru menjaga dan menutupnya.. Hal ini menjadikan orang lain tidak berdosa gara-gara dia. Pancaran bersih hati lainnya akan tampak terealisasikan pula dari struktur bibir atau senyuman. Pastilah kita akan enak kalau melihat orang lain senyum kepada kita dengan tulus, wajar dan proporsional. Dan senyum itu bukanlah perkara mengangkat ujung bibir -- itu perkara tipu-menipu -- tapi yang paling penting adalah keinginan dari dalam diri untuk membahagiakan orang yang ada di sekitar kita, minimal dengan senyuman. Dan tentu saja dilanjutkan dengan sapaan tulus, ucapan salam "Assalaamu'alaikum", timbul dari hati yang ikhlas, insyaallah ini akan membuat suasana menjadi lebih enak, tentram, dan menyenangkan. Demikian pula hati yang bersih akan menampakkan kata-kata yang halus dan baik. Lisannya selalu dijaga dari perkataan yang diharamkan seperti dusta, ghibah, menipu dan lainnya, juga akan terhindar dari menyakiti saudaranya. Bukankah Nabi Muhammad SAW telah menyatakan : “Muslim (yang benar) adalah yang menjadikan orang islam yang lain selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya” (Al Hadits) Suatu yang patut kita renungkan, saat duduk di mesjid sewaktu shalat berjemaah atau juga acara majelis taklim, kadangkala kita suka enggan menyapa orang di samping kita, sepertinya ada tabir atau benteng yang kokoh menghalang. Padahal yakin sama-sama umat Islam, yakin sama-sama mau sujud kepada ALLAH. Kalau kita ada dalam kondisi seperti ini seharusnya tidak usah berat untuk menyapa duluan. Kenapa kita ini ingin disapa lebih dulu? Etikanya memang, yang muda kepada yang tua, yang berdiri kepada yang duduk, yang datang kepada yang diam. Namun sebaiknya mumpung kita punya kesempatan, lebih baik kita duluan yang menyapa. Maka, sudah seharusnya sapaan kita itu tidak hanya mengoreksi, mengkritik, tapi juga berupa penghargaan, pujian, ucapan-ucapan doa yang tidak harus ada hubungannya dengan masalah pekerjaan. Artinya kalau orang lain bertemu kita, haruslah orang lain itu merasa aman. Kalau mau bicara, sapaan kita juga harus aman, harus bersih dari membuat orang lain terluka. Pokoknya kalau orang lain datang, orang itu harus merasa aman. Ini ciri-ciri orang yang pengelolaan hatinya sudah bagus. Kata-kata, lirikan mata, sikap diri kita harus kita atur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kebahagiaan bagi orang lain, sebab hati tidak bisa disentuh kecuali oleh hati lagi. Hati yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Semua ini akan tampak pula dalam setiap gerak-geriknya, perilakunya, tutur katanya, sunggingan senyumnya, tatapan matanya, riak air mukanya, bahkan diamnya sekalipun. Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan. Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla. Sebaliknya adalah orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Kebaikan yang ditunaikan dan kejahatan yang diperbuat seseorang pastilah akan kembali kepada pelakunya. Jika berbuat kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala sesuai dengan takaran yang telah dijanjikan-Nya. Sebaliknya, jika berbuat kejahatan, niscaya ia akan mendapatkan balasan siksa sesuai dengan kadar kejahatan yang dilakukannya. sumber:www.madinatulilmi.com
0

Raihlah Kemuliaan dengan Ilmu

Allah SWT berfirman (yang artinya): "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11) Ada dua golongan orang yang akan Allah muliakan derajatnya beberapa tingkat. Pertama adalah orang beriman dan kedua adalah orang berilmu. Sebenarnya ayat ini saja sudah cukup untuk kita jadikan dalil dan alasan mengapa kita menuntut ilmu, disamping juga masih ada ayat-ayat lain maupun hadits-hadits Nabi yang menguatkannya.
Allah akan mengangkat derajat orang beriman dan berilmu, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Karena dalam ayat tersebut Allah tidak menjelaskan secara spesifik tentang dimana Dia akan mengangkat derajat mereka. Di duniakah? Atau di akhirat? Sehingga bisa kita mafhumi bahwa derajat dan kedudukan mereka akan ditinggikan di dunia dan akhirat. Bagaimana ilmu bisa menjadi sarana untuk meningkatkan derajat kita? Ilmu itu, jika bermanfaat, akan membimbing dan menghantarkan pemiliknya menuju tangga ma'rifatullah. Sebuah tujuan induk dari segala orientasi ilmu pengetahuan. Dengan begitu ia akan mengenal Tuhannya lebih dekat, mengetahui apa-apa yang menjadi kesenangan-Nya dan apa-apa yang dibenci-Nya. Ia akan semakin bersemangat untuk terus dekat dan mendekat kepada-Nya, dengan amalan-amalan ibadahnya. Dari sinilah kemudian muncul iman, taqwa, khouf (takut pada ancaman Allah) dan roja' (mengharap keridhoan Allah). Dan itu semua berawal dari ilmu. Inilah titik akhir dari semua tujuan dipelajarinya ilmu pengetahuan. Menghantarkan manusia untuk mengenal Rabb-nya. Dengan begitu maka Allah akan memuliakannya. Dan jika ilmu yang diraih tidak bisa menghantarkannya menuju ma'rifatullah, maka ilmu itu sia-sia, tanpa guna, muspro, dan bahkan berbahaya. Simaklah ungkapan seorang ulama' berikut ini: "Barangsiapa yang bertambah ilmu pengetahuannya namun tidak bertambah ketakwaannya, maka ia tidak bertambah dekat dengan Allah, bahkan malah bertambah jauh." Dari sinilah kemudian kita bisa menyibak sebuah tabir hikmah dibalik makna firman Allah: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (QS. Fathir: 28) Ayat tersebut memakai pola pengkhususan, yaitu dengan kata "innamaa". Sehingga mengisyaratkan makna yang kuat bahwasanya hanya orang-orang berilmu saja yang takut kepada Allah. Namun kembali lagi ke atas, bahwa orang berilmu disini adalah orang yang ilmunya membuatnya semakin mengenal Allah Ta'ala. Kita semua tentu pernah mendengar nama Imam Malik, seorang ulama' besar abad kedua Hijriyah. Salah satu madzhab fiqih besar dan diakui oleh para ulama', madzhab Maliki, dinisbahkan penamaannya kepada nama beliau. Imam Malik lah yang menulis kitab hadits dengan tematikal fiqih. Kemudian kitab tersebut diminta oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur untuk dijadikan sebagai kitab resmi fiqih di seluruh wilayah Islam hari itu, walaupun pada akhirnya hal itu tidak disetujui oleh Sang Imam. Imam Malik ini adalah salah satu bukti nyata dimana Allah Ta'ala mengangkat derajat para ahli ilmu diatas hamba-hamba-Nya yang lain. Ia diposisikan sebagai imam besar di kota mulia, Madinah Munawaroh. Saking luasnya pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki, muncul sebuah ungkapan yang masyhur untuk Imam Malik. "Tidak boleh ada yang berfatwa selama Malik ada di Madinah." Itu bunyi ungkapannya. Dan ini menunjukkan betapa besarnya kapasitas keilmuan seorang Imam Malik. Banyak orang mencari kemuliaan, namun tak sedikit dari mereka yang justru memperoleh kehinaan. Itu karena jalan yang mereka tempuh salah. Mereka mencari kemulian dengan mencari jabatan. Atau mencari kemuliaan dengan tidak mau mencari ilmu yang dengannya ia bisa mengenal Tuhannya. Padahal, dalam ilmu lah Allah meletakkan sumber kemuliaan itu. Sehingga ketika ahli ilmu itu memperoleh jabatan dalam hidupnya maka ia akan semakin mulia. Jika tidak, maka sudah sangat cukuplah derajat tinggi yang ditawarkan oleh Allah Ta'ala. sumber:www.madinatulilmi.com
0

Sabar, Pahala Tiada Batas

Negeri ini tengah muram. Bencana demi bencana menerpa silih berganti. Kasihan saudara kita yang tertimpa. Mereka menderita, sedih, dan mengharap uluran tangan. Kita musti berempati. Ibarat satu raga, bila seorang muslim merasakan sakit, muslim yang lain turut merasakan perihnya itu. Tapi mereka tak perlu berkecil hati. Setiap bencana memendam berlaksa hikmah. Yang Maha Kuasa telah menyediakan pahala yang jumlahnya tak terhingga untuk mereka. Dan pahala itu bisa mereka petik dengan satu sikap yang kita yakin mereka punya: sabar. Dengan bijak, Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi mengurai kesabaran dalam kalam-kalamnya. Coba kita simak penuh seksama.
“Sabar adalah puncak Islam dan iman, sekaligus hakikat agama yang semestinya. Sabar berarti menahan dan menabahkan diri agar senantiasa berteguh pada tuntunan syariat. Dari satu sisi, sabar dan syukur masih satu makna. Akan tetapi, di sisi lain, sabar merupakan esensi syukur. Syukur tak bakal sempurna tanpa dibarengi kesabaran. Seorang yang bersabar, berarti ia telah mensyukuri nikmat-nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Insan mukmin, tatkala harus memilih antara kepentingan individu dan agama, lalu ia mengedepankan agama dari egonya, maka ia telah melintasi maqam sabar dalam sikapnya itu. Dalam kitab-Nya yang agung, Allah SWT berulang kali menyitir dan menyanjung kesabaran serta pelakunya. Begitu pula baginda Rasul, dalam hadis-hadisnya, juga para pesuluk jalan Allah SWT. Sabar memiliki beragam arti. Setiap laku menuntut kesabaran tersendiri. Ada sabar dari godaan maksiat dan hawa nafsu, sabar menjalani ibadah, sabar tatkala didera musibah, dan ada sabar untuk tidak berkeluh kesah kepada sesama makhluk. Adapun menyambat kepada Sang Kuasa itu adalah perbuatan elok. Dalam salah satu firman, Allah SWT menyitir munajat Nabiyullah Ayub kepada-Nya, “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. (QS. Al Anbiya': 83) Allah SWT kemudian memuji dan mengakui ketabahan Nabi Ayub A.S, “Sesungguhnya kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.” (QS. Shaad: 44) Kedua ayat tersebut mengilustrasikan bahwa Allah SWT memberikan cobaan kepada makhluk yang dicintai-Nya karena Ia memang ingin mendengar ratapannya, hanya kepada-Nya. Ada begitu banyak faedah kesabaran. Ayat-ayat suci serta hadis nabawi berulang kali menyebutkan keutamaan sabar. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10) Ketahuilah, pahala kesabaran tiada batas maupun ukuran. Orang sabar bakal mendapat balasan terbaik dari-Nya. Allah SWT berfirman lagi, “Sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 96) Mereka, orang-orang yang memiliki sikap sabar, adalah panutan umat. Dalam Al Quranul Karim, Allah SWT menyebut maqam sabar di lebih dari tujuh puluh ayat. Mengenai keistimewaan sikap sabar, Rasulullah SAW menyabdakan, “Sabar adalah separo iman.” Beliau menambahkan pula, “Barangsiapa telah memperoleh keyakinan dan sifat sabar, maka kelak tak dipertanyakan lagi apakah ia kerap bangkit untuk salat malam atau banyak melakukan puasa sunnah.” Sabar adalah investasi akhirat. Ketika ditanya tentang keimanan, Rasulullah pernah memberikan jawab, “Iman adalah sabar dan mudah memaafkan.” HIKMAH “Pangkal dari rasa syukur adalah kesenangan, adapun pangkal dari kesabaran adalah kesedihan. Namun, terkadang, keduanya bermuara dari satu hal yang sama: musibah, salah satunya. Untuk sebagian orang, musibah tak ubahnya suatu kenikmatan, dan karena itu, ia mensyukurinya. Betapa tidak. Musibah adalah azab yang ditimpakan lebih cepat di dunia. Dan itu berarti anugerah. Sebab kelak ia akan terbebas dari siksa akhirat yang sejatinya lebih pedih dan lebih abadi. Musibah juga merupakan wujud tarbiyah Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman. Seakan-akan, dengan musibah itu, Allah SWT mengingatkan manusia: untuk apa kau mencintai dunia? Apa yang bisa diharap dari kesenangan dunia? Kenapa hatimu merasa nyaman dengan dunia? Inilah perhatian dari-Nya. Tiada bimbingan yang lebih indah dari bimbingan-Nya. Karenanya, tiap insan patut mensyukuri. Di balik bencana yang tampak oleh mata, tersimpan serpihan-serpihan hikmah yang luhur dari-Nya.” Indah benar kalam-kalam Habib Ahmad bin Zein. Beliau berkata dengan kapasitasnya sebagai manusia yang teramat dekat dengan Yang Maha Kuasa. Setiap kalimat memendarkan cahaya. Insya Allah, ruhani kita yang gundah bakal terlipur olehnya, dan kesabaran bakal menjadi landasan bagi setiap tindak tanduk kita. sumber:www.madinatulilmi.com
0

Keseimbangan Kodrat Laki-laki dan Perempuan

Pergerakan kaum feminis terus bergulir seiring perjalanan waktu. Dengan kesetaraan gender sebagai asas yang harus diperjuangkan, mereka mendobrak ajaran Islam yang sudah baku. Mereka hadir bak pahlawan dengan bendera al-Qur’an dan Hadis sebagai senjata, kemudian mempresentasikannya melalui nalar dan pemahaman yang muncul dari imajinasi yang liar. Inti yang diperjuangkan hanya satu: laki-laki dan perempuan harus sama. Rupanya, untuk mendukung pemikiran ini, mereka tidak cukup dengan mengutak atik dalil agama, tetapi mulai mengais sejarah peradaban kuno dengan mengaitkan kemunculan Dewi Agung di zaman kuno. Dengan harapan menemukan pengesahan yang valid bagi teori-teori mereka tentang masa keemasan, kaum ahli prasejarah perempuan (prehistorian) mulai menengok zaman purbakala. Sebuah negeri impian feminis yang hilang karena dianggapnya telah dijajah oleh kaum laki-laki.
Parahnya, dobrakan terhadap ajaran agama yang memang membedakan kedua jenis insan justru dilakukan oleh kaum Muslimin sendiri, utamanya mereka yang berpikiran liberal. Ajaran dalam Islam yang dinilainya telah mendiskriminasi kaum perempuan menjadi sasaran kritik. Lantas mereka menilai al-Qur’an berdasarkan pemahaman sendiri, sedangkan Hadis Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam diobok-obok. Sepertinya mereka protes dengan aturan agama itu dan ingin membuat syariat sendiri. Lantas, siapakah yang menjadi sasaran protes mereka sebenarnya? Tidak ada lain, ketika aturan agama menjadi bahan dari kajian yang telah dinilai diskriminatif, maka tentunya pembuat syariat itulah yang menjadi sasaran kritik mereka. Hanya saja, untuk mengatakan demikian, kadang mereka kurang berani, sehingga mereka belokkan pada para mufasir dan para pakar hukum Islam. Kemudian, dengan arogannya, mereka menuduh para ulama tersebut telah berlaku tidak adil, dengan mendistorsi pemahaman agama, seperti kitab ‘Uqûdul-Lujain dari Syekh Nawawi Banten. Rancunya, dengan bekal secuil pengetahuan, mereka lantas menampilkan pemahaman lain yang dianggapnya paling benar, meskipun mereka menganut aliran relativisme kebenaran. Anehnya, yang mereka perjuangkan justru pada tataran untuk memuaskan nafsu, seperti kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam hal kepemimpinan, warisan, dan hak untuk menceraikan. Mereka menolak ketetapan agama bahwa pemimpin harus dari kelompok laki-laki dan dalam aturan pembagian harta pusaka dengan dua banding satu. Akan tetapi, ketika bersentuhan dengan kepribadian mereka, justru mereka tidak pernah memperjuangkannya. Padahal, kalau kita tengok kembali, perbedaan hukum dua jenis insan ini tak lepas dari kemaslahatan manusia itu sendiri, utamanya perbedaan yang menyangkut psikologis dan pengaruh syahwat. Seperti halnya perbedaan dalam kewajiban menutup aurat. Kadang timbul pertanyaan tentang penbedaan antara aurat perempuan dan laki-laki, sehingga terkesan tidak ada keadilan dalam ketetapan syariat. Ternyata tidak demikian, justru perbedaan itu menjadi bukti bahwa ajaran Islam memang untuk kesejahteraan umat, guna mengangkat harkat wanita. Sebuah penelitian ilmiah mengungkapkan tentang riset ilmu anatomi (ilmu urai tubuh) yang membuktikan bahwa, dalam penciptaan-Nya Allah Subhânahu wa ta‘âlâ melengkapi semua manusia dengan sebuah sel yang disebut sel libido atau birahi. Sel tersebut berfungsi sebagai perangsang gairah seksual. Sel libido yang ada di dalam tubuh wanita dan pria ternyata diciptakan dengan bentuk yang berbeda. Ibarat gendrang, sel yang ada pada seorang pria bentuknya tipis, dan pada tubuh wanita tebal. Perbedaan ini berimplikasi pada munculnya rangsangan dari kedua sel yang berbeda pula. Karena sel pria tercipta dengan bentuk tipis, maka akan mudah bergetar ketika ada sesuatu yang menarik perhatian seksualnya. Ketika seorang pria melihat sesuatu yang menarik perhatian dari lawan jenisnya, sel libido di tubuhnya akan bergetar kuat menimbulkan frekuensi syahwat meningkat. Berbeda dengan wanita, akibat sel libido di tubuhnya tebal dan tidak mudah bergetar, maka ketika melihat seorang pria yang menutupi tubuhnya di bawah lutut dan di atas pusar, ia kurang bergairah. Di sinilah mengapa Allah Subhânahu wa ta‘âlâ memerintahkan kaum Hawa untuk menutup semua anggota tubuhnya. Tak lain untuk menghindari ledakan emosi seksual pria yang tidak tahan akibat rangsangan wanita. Kaum hawa diminta untuk menjaga keistimewaan yang diberikan Allah Subhânahu wa ta‘âlâ dengan cara menutup aurat sesuai tuntunan yang telah ditetapkan. Juga dalam salat misalnya, di mana dalam aturan fikih disebutkan ketika rukuk perempuan disunatkan untuk mengapitkan kedua tangannya dan mempertemukan sebagian paha dan perut untuk menyesuaikan struktur tubuh wanita, terutama bagian dada. Hal ini karena untuk menjaga kedua payudara yang menahan bungkuknya punggung dan dua pundak. Sementara laki-laki ketika rukuk disunatkan merenggangkan kedua siku dari lambungnya. Begitu pula dengan sujud, laki-laki merenggangkan kedua lengan sementara perempuan tidak. Laki-laki merenggangkan kedua pahanya, sedangkan perempuan tidak. Laki-laki tidak menempelkan perutnya ke paha, sementara perempuan menempelkannya. Begitu juga ketika imam dalam posisi salah, maka aturan bagi makmum yang ingin memperingatinya jika laki-laki dengan membaca tasbih, sedangkan perempuan dengan menepukkan punggung tangan kanan ke telapak tangan kiri. Hal ini disebabkan suara perempuan yang lemas dan cenderung merdu dapat memudarkan konsentrasi mushalli yang lain. Dalam hal ini, Islam bukan berarti melakukan diskriminasi. Dalam persoalan ibadah Allah Subhânahu wa ta‘âlâ tidak pernah memandang faktor psikis maupun fisik, karena yang dilihat adalah bagaimana seorang hamba dapat menjalankan ibadah dengan ikhlas, sehingga ibadahnya betul-betul dijadikan persembahan utama yang bersifat wajib sebagai seorang hamba kepada tuhannya. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam salat ini tidak bisa dilepaskan dari faktor fisik yang dimiliki keduanya. Sebab, laki-laki dan perempuan, walaupun sama-sama memiliki hormon testosteron, hanya saja kadar dari keduanya berbeda. Pada wanita, kadarnya lebih rendah. Akibatnya, pria relatif lebih agresif, otot lebih berisi, kuat, dan suara lebih besar. Semuanya tidak lepas dari fungsi hormon testosteron dari tubuhnya. Kadar hormon testosteron yang baik juga diperlukan untuk fungsi pembentukan sel benih pria (spesmatogenesis), dan produksi cairan sperma. Demikianlah, Islam nampak jelas sangat memperhatikan perbedaan antara kedua jenis kelamin, terutama dari struktur dan fungsi tubuh, bahkan kejiwaan. Artinya, agama dengan semua aturan yang berkaitan dengan hak antara laki-laki dan perempuan memiliki hikmah tersendiri. Tentunya, selain untuk menjaga kemaslahatan umat manusia, agama juga ingin mengatur agar manusia bisa tenteram hidup di dunia ini. Kita jangan berandai untuk mendekonstruksi ajaran agama yang telah kokoh hanya karena kita mempunyai nafsu. Setidaknya, dengan tidak mengenyampingkan hikmah yang terkandung di dalamnya, kita telah meletakkan penilaian terhadap agama secara proporsional.[*] (sumber: www.sidogiri.net)
0

Optimislah, Jangan Pesimis !

Kita harus yakin bahwa Allah Mahakuasa. Tak ada yang terlepas dari kekuasaan-Nya. Di ‘tangan-Nyalah’ segala sesuatu. Allah Maha mengatur, Allah Maha berkehendak, Allah yang membuat sesuatu menjadi mulia, dan Allah pula yang membuat sesuatu menjadi hina. Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi, meskipun sulit menurut kita, maka itu pasti terjadi. Kepercayaan akan semua ini, dalam pandangan Islam dikenal dengan sebutan tawakal. Semakin kuat kepercayaan ini, maka akan semakin tebal rasa tawakal, dan akhirnya rasa optimis dalam diri semakin bertambah. Dari rasa tawakal inilah optimis berawal. Rasa optimis haruslah mengalahkan pesimis yang bisa menyerang siapa saja. Jika ingin berhasil, kita harus bisa membangun rasa optimis dalam diri dan kita memulainya dengan memupuk rasa tawakal kepada Allah.
Optimis yang lahir dari tawakal itulah yang menyebabkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para khalifah setelahnya bisa memenangkan banyak pertempuran melawan orang kafir. Dalam berbagai medan peperangan, sebenarnya pasukan muslim selalu kalah dalam hal jumlah prajurit, fasilitas persenjataan, kelengkapan medis, dan lain sebagainya. Tetapi sejarah mencatat, kaum muslimin hampir selalu meraih kemenangan dalam setiap pertempuran. Salah satu kuncinya adalah optimisme dan keyakinan kepada kekuasaan Allah. Pernah, kaum Muslimin agak pesimis. Yaitu, saat menghadapi Romawi di Perang Yarmuk tahun 13 Hijriah. Jumlah prajurit dan perlengkapan senjata antara dua pasukan sangat tidak berimbang. Pasukan Romawi mencapai 240.000 personel, sedangkan jumlah pasukan Islam tidak sampai 30.000 personel. Melihat hal ini, Panglima Khalid bin Walid, mencoba membangkitkan rasa optimisme pasukan Islam. Ia berteriak, “Betapa sedikitnya pasukan Romawi dan betapa banyak pasukan Islam. Banyak dan sedikit bukan dari jumlah prajurit. Pasukan dianggap banyak jika ia menang dan sedikit jika ia kalah.” Ketika itu optimisme pasukan Islam bangkit dan akhirnya mampu memporak-porandakan pasukan Romawi. Manusia, ketika dihadapkan pada hal-hal sulit atau menemukan sebuah tantangan besar, maka ada dua pilihan yang harus dia ambil salah: maju menabrak dan menjawab tantangan tersebut atau mundur tanpa melakukan apa-apa. Jika dia memilih maju, maka ada dua kemungkinan yang bisa diraih, berhasil atau gagal. Tapi, jika dia memilih diam tanpa ada usaha dan tindakan nyata, maka kemungkinannya hanya satu, yaitu gagal. Dari ini, maka diperlukan pemupukan sikap optimis dalam menghadapi setiap tantangan dan membuang jauh-jauh sikap pesimis. Optimis merupakan keyakinan diri dan merupakan salah satu sifat yang sangat ditekankan dalam Islam. Dengan sifat optimis seseorang akan bersemangat dalam menjalani hidup ini untuk menjadi lebih baik. Allah melarang dan tidak menyukai orang yang bersikap lemah dan pesimistis baik dalam bertindak, berusaha, maupun berpikir. Dalam al-Qur’an Allah berfirman (artinya): “Janganlah kalian bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal kalianlah orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kalian beriman.” (QS Ali Imran [3]: 139) Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, ”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah,…” (HR an-Nasai dan al-Baihaqi) Optimis berarti berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai target atau standar ideal. Adanya standar ideal dan visi-misi yang jelas bisa menjadi tolok ukur dan memperjelas arah tujuan kita, agar hidup tidak sekadar mengalir begitu saja. Dengan begitu kita bisa mengetahui di manakah posisi kita dalam standar tersebut, sehingga bisa terpacu untuk menjadi lebih baik. Memang tidak ada manusia yang sempurna, kenyataan tak selalu sesuai dengan impian. Dalam mewujudkan niat dan rencana yang sudah dibuat, tak jarang kita dihadapkan pada kondisi dan keadaan yang jauh berbeda dengan harapan. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah sejauh mana dan sekeras apa kita berusaha mencapainya. Hal ini jika tidak dihadapi dengan sikap optimis, sabar, dan disertai tawakal kepada Allah akan mempengaruhi pola pikir kita berikutnya. Allah berfirman menceritakan doa hamba-Nya: “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau memberikan kekuasaan kepada yang Engkau kehendaki dan mencabut kekuasaan kepada yang dikehendaki. Engkau memuliakan yang Engkau kehendaki dan menghinakan yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebaikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran [3]: 26) Perlu diperhatikan, optimis bukan berarti terus maju tanpa pertimbangan matang. Optimis tanpa perhitungan merupakan suatu kekonyolan dan kebodohan yang nyata. Sikap seperti ini pun dibenci oleh Islam. Islam sangat mendorong dan mendukung sikap optimis yang proporsional dan dilandasi perhitungan yang matang, di samping keyakinan yang kuat dan sikap tawakal kepada Allah. Dengan demikian, sikap optimis akan menjadi energi hidup yang terus menyala di waktu yang tepat. Kita harus selalu menumbuhkan semangat pantang menyerah, terus berdoa sambil berusaha, serta beramal dengan penuh keyakinan akan kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala. Bila Allah berkehendak hal tersulit sekalipun akan menjadi sangat mudah bagi kita. Jika belum mencoba, jangan mengatakan tidak bisa. Seorang mukmin tidak boleh kalah sebelum berperang. sumber:www.madinatulilmi.com
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.